Sidrap, indotime.online — Senin malam, 28 Oktober 2024, di Marza Cafe Pangkajene, gemuruh harapan itu menyala.
Calon Bupati Sidrap, Muh Yusuf Dollah alias Dony, berdiri di hadapan para formulators pertanian, menjabarkan visi dan misi.
Ketika itu, bukan sekadar sambutan, melainkan sebuah perjalanan menuju masa depan.
“Terwujudnya Sidenreng Rappang sejahtera,” katanya. Kalimat itu mengalir seperti sungai yang deras, menandakan sinergitas, inovasi, dan kolaborasi. Pesan jelas: bersama kita bisa.
Misi Dony tak sekadar kata-kata. Ada lima pilar kokoh.
Pertama, membentuk manusia religius. Masjid dan tempat ibadah akan jadi pusat peradaban, bukan sekadar bangunan. Ini bukan hanya soal ibadah, tetapi membangun karakter.
Kedua, tata kelola pemerintahan inovatif. Digitalisasi jadi kunci. Memimpin di era modern membutuhkan kompetensi yang mengantarkan masyarakat pada transparansi.
Ketiga, produktivitas pertanian. Dengan teknologi, pertanian bukan lagi sektor tradisional. Dony ingin petani Sidrap bersaing di pasar global. Stimulus bantuan pertanian jadi penunjang utama.
Keempat, percepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan. Konektivitas wilayah adalah darah yang mengalirkan kehidupan. Dengan tata ruang berkelanjutan, setiap sudut Sidrap berhak berkembang.
Kelima, pelayanan publik yang berkualitas. Dony ingin setiap warga merasakan kebahagiaan dalam pelayanan. Manusia berbudaya, bahagia, dan produktif. Ini bukan sekadar janji, tetapi komitmen.
Dari ujung lidahnya, program-program unggulan mengalir bak irama lagu. Program gratis bagi masyarakat kurang mampu, menjadi sorotan. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk yang miskin, listrik gratis, hingga seribu bedah rumah, semua ini merangkul.
Pengobatan gratis, layanan antar jemput bagi orang sakit, dan seragam sekolah untuk anak-anak.
Kesehatan dan pendidikan, dua pilar penting yang tak terpisahkan. “Anak-anak kita tidak boleh terhambat oleh biaya,” tegas Dony, sorot matanya penuh tekad.
Dan infrastruktur? Lima miliar per tahun untuk pembangunan jalan dan jembatan di setiap kecamatan. Ini bukan angka, tapi harapan. Harapan untuk akses yang lebih baik, untuk perekonomian yang lebih kuat.
“Ini bukan sekadar janji politik. Ini komitmen untuk kita semua,” tutupnya. Malam itu, di Marza Cafe, Dony membawa harapan. Harapan untuk Sidrap yang lebih baik. Harapan yang tak akan padam, selamanya.(*)