Merauke, indotime.online – Pagi itu, langkah pertama Prabowo Subianto di tanah Merauke. Langkah perdana sebagai Presiden, langkah besar menuju mimpi swasembada pangan. Di Kampung Telagasari, Distrik Kurik, Prabowo tak hanya melihat lahan, ia melihat masa depan—masa depan pangan Indonesia.
Merauke, ujung timur yang dicanangkan jadi lumbung pangan nasional, kini menjadi saksi gerak besar Prabowo. Tanah lapang dan tangan-tangan petani muda Papua bersatu dalam visi besar, membangun ketahanan pangan untuk Indonesia. Sebuah pesan kuat diembuskan Prabowo kepada para petani muda: “Kalian adalah ujung tombak, pelopor inovasi di Merauke. Lahan ini bukan sekadar tanah, ini tempat kita menanam harapan.”
Tak hanya petani, ribuan warga, mahasiswa, dan brigade pangan ikut menyambutnya. Di baris depan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berdiri, siap menjelaskan peta besar pertanian modern untuk wilayah ini.
Cetak Sawah dan Pompanisasi
Swasembada pangan bukan hanya mimpi. Itu target. Amran tahu, dan ia berbicara lugas soal langkah konkret: sawah tiga juta hektare dalam tiga hingga empat tahun, optimasi lahan rawa, rehabilitasi irigasi, dan mesin-mesin pertanian yang siap bekerja. “Dengan arahan Presiden Prabowo, kami pastikan Merauke ini tak akan hanya jadi lahan tidur, tapi jadi lahan produktif,” ujarnya.
Tahap pertama sudah dijalankan, 40.000 hektare lahan rawa dioptimalkan, 35.000 hektare di antaranya kini menunggu musim panen, sisanya sedang dikelola. “Kami targetkan peningkatan indeks pertanaman hingga IP 300, untuk hasil yang berlipat-lipat,” lanjutnya.
Merauke dan Demplot Masa Depan
Pusat inovasi dimulai dengan demplot di Distrik Wanam, 20 hektare sebagai contoh bagi para petani setempat. Tak sekadar tanah, demplot ini akan jadi pusat pembelajaran, di mana petani bisa menyaksikan hasil teknologi dan metode modern yang siap diterapkan di lahan mereka.
Amran menegaskan pentingnya alsintan—mesin pertanian. “Pertanian skala besar tak bisa hanya mengandalkan cangkul. Kita butuh rice transplanter, traktor, pompa air, dan combine harvester. Di Merauke, kita sudah distribusikan puluhan traktor, ratusan pompa air, hingga handsprayer untuk brigade pangan,” ungkapnya.
Untuk Papua, untuk Indonesia
Bagi Prabowo, swasembada pangan bukan sekadar produksi, ini soal keberlanjutan. Bukan hanya bertani, tapi bertani dengan nilai, yang mampu menjaga kesejahteraan masyarakat. Di Merauke, gagasan itu tumbuh di antara petani muda Papua, yang tak sekadar menanam padi, tetapi juga membangun masa depan.
Hari itu, Prabowo tak hanya datang untuk melihat. Ia datang untuk menetapkan langkah. Langkah besar Indonesia menuju swasembada.(edybasri)