Dari Harga Gabah hingga Tikus Dony Serap Keluhan KTNA Sidrap

Sidrap, indotime.online — Langit Sidrap sedikit mendung. Suasana sejuk, khas musim panen. Tapi di aula tempat Muh Yusuf Dollah Mando — atau Dony — bertemu pengurus KTNA, hangat terasa. Bukan dari udara, tapi dari dialog yang mengalir seperti air di saluran irigasi.

Senin sore, 4 November 2024 itu, Dony tak sekadar datang untuk bicara. Ia datang untuk mendengar. Satu per satu, pengurus KTNA Sidrap mengemukakan unek-unek. Bukan curhat sembarang, tapi harapan yang lahir dari keseharian di lahan dan sawah. Harapan para petani yang ingin perubahan nyata.

Salah satu pengurus KTNA, dengan nada tegas namun penuh hormat, menyuarakan harapannya. Ada sekitar ratusan hektar bantaran danau yang, katanya, sangat mengharapkan benih. “Kami menginginkan harga gabah yang menguntungkan, Pak,” ucapnya lirih tapi mantap. “Jangan sampai kami selalu jadi korban harga.”

Dony menanggapi dengan sabar, menyimak setiap keluhan dengan kepala sedikit miring, tanda ia benar-benar menyimak. Wajahnya tenang, sesekali mencatat. Dia tahu, di balik keluhan itu, ada harapan yang menggunung, ada kehidupan keluarga yang menggantung.

Pengurus lain maju, mengutarakan soal irigasi yang sering terhambat banjir. Suara tenang, tapi menggugah. “Menurut kami, semua program yang Bapak paparkan sudah bagus. Tapi irigasi ini butuh perhatian, Pak,” katanya, berharap air tak meluap kala hujan datang.

Lalu, soal tikus. Pengurus KTNA yang lain kembali bicara. “Racun yang ada sekarang tak lagi ampuh, Pak. Kami usulkan merk Kilgros.” Suaranya bergema, karena ini masalah klasik yang terus mengusik. Lahan-lahan yang harusnya subur, sering dirusak hama kecil dengan dampak besar.

Dony menanggapi dengan senyum tipis. Ia menjanjikan solusi yang tak asal janji. Benih-benih yang mereka harapkan, menurutnya, akan segera digelontorkan ke daerah yang membutuhkan. Begitu juga dengan harga gabah, ia menyatakan tekadnya untuk mendorong regulasi yang lebih adil. Soal racun tikus, irigasi, ia juga tak tinggal diam.

Ia mengakhiri dialog dengan sebuah janji: “Semua program ini tak hanya catatan di atas kertas. Ini akan jadi gerak nyata.” (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *